Saturday, July 30, 2022

Voltaire bertanya. Ia gelisah pada hidup yang dimaknai bahwa semuanya sudah berjalan harmonis. Ia ingin mengoreksi cara pandang ...

Candide dan Sebuah Kritik

No comments:
 

Voltaire bertanya. Ia gelisah pada hidup yang dimaknai bahwa semuanya sudah berjalan harmonis. Ia ingin mengoreksi cara pandang bahwa segalanya sudah tercipta sebaik mungkin. 

Voltaire bukan nama sebenarnya. Ia memiliki nama lengkap Francois-Marie Arouet. Hidup di Perancis pada abad 18. Voltaire mengambil jalan berbeda dengan Lebniz sang filosof Jerman itu. Kita tahu Lebniz adalah filosof yang sangat optimis melihat dunia. 

Segalanya pada dasarnya baik. Tuhan maha baik, pasti Tuhan menciptakan segalanya dalam keadaan baik.  Kurang lebih seperti itu  pandangan Lebniz.

Voltaire sangat satir terhadap pikiran seperti Lebniz ini. Kita tahu, satir tak hanya soal kritik,  tapi, kritik disampaikan dengan humor. 
Voltaire mewakilkan kritiknya pada buku Candide dengan tokoh Candide . Buku yang ia tulis pada usianya 65 tahun. Candide tokoh dalam cerita adalah yang menampilkan kepolosan semua doktrin dari gurunya:  Pangloss.

Dalam cerita Voltaire, ia menggambarkan Pangloss adalah ahli filsafat metafisika yang sangat optimistis melihat dunia. Pangloss ini oleh Voltaire merupakan tokoh yang mewakili gagasan Lebniz.

Dan Candide adalah murid yang setia pada gagasan gurunya. Tak ada yang lebih indah selain menerima gagasan itu dan menjalaninya.

Dalam ceritanya, Voltaire menggambarkan Candide tinggal di kastil Westphanglia, Jerman, dan diceritakan sebagai seorang pemuda naif, sesuai dengan namanya yang berasal dari bahasa Perancis “candidus” yang berarti “suci”, tak berdosa. Dari ajaran gurunya, ia sangat percaya bahwa bekal filsafat akan membimbingnya dalam bertindak. 

Berkat ajaran gurunya, Candide adalah manusia yang optimis dalam menjalani hidup. Hidup bahagia akan dialami manusia walaupun prosesnya derita dilalui.

Namun segalanya berubah jika derita tak lagi sekadar teori. Tak hanya jadi pembicaraan. Candide mengalami langsung derita itu. Kemalangan demi kemalangan ia terima. 
Berawal dari pengusiran dari Istana Baron. Ia harus meninggalkan istana karena jatuh cinta pada putri raja: Cunegonde. Kemudian mengalami penderitaan yang menyakitkan saat tentara Bulgaria menangkapnya.

Hal serupa juga dialami oleh kekasihnya Cunegonde. Dia kehilangan seluruh keluarga dan kekayaannya saat diserang Bulgaria. Cobaan hidup yang bertubi-tubi membuatnya pesimis. 

Karena kemalangan datang silih berganti, ajaran Pangloss mulai digugat. Kemungkinan ada yang salah dari ajaran ini. Lalu tanya datang dengan terang benderang.

Benarkah hidup ini sudah dicipta harmonis? 
Benarkah Tuhan menciptakan dunia sebaik mungkin? Benarkah manusia bisa memiliki kebahagiaan?

Candide mewakili kita semua untuk bertanya pada apa yang dijalani. Pada iming kebahagiaan, kebaikan, harmoni. Pada semua optimisme yang realitasnya belum tentu demikian. 

Voltaire sepertinya ingin mereflesikan bahwa hidup, bisa jadi memang bukan hanya tentang kebahagiaan. Tapi, juga tentang rentetan derita.

No comments:

Post a Comment