Asran Salam
Secara
fitrawi dan sejarah manusia ada sebuah dimensi dalam diri manusia yang tidak
bisa dipungkiri yakni dimensi sosial. Walau dalam kenyataan sosial terkadan
pula manusia asosial dan kuran memiliki kepedulian namun keinginan dan kehendak
untuk berbagi pada dasarnya sesuatu yang tidak pernah hilang dalam diri
mansuia. Kepedulian pada manusia
terhadap sesama terkadanng berkurang karena hal ini tidak lepas dari sebuah
desakan sosial pula.
Agama
diturunkan oleh Tuhan salah satu fungsinya adalah untuk menggugah kembali
kepedulian itu. Islam sebagai salah satu agama yang turunkan oleh Tuhan kepada
manusia sangat mengajurkan bagaiman kita
sebaiknya peduli terhadap sesama. Salah satu momentum besar dalam Islam untuk
menggugah kepedulian penganutnya dengan adanya bulan suci Ramadhan dimana dalam
bulan tersebut di anjurkan untuk berpuasa.
Ibadah
Puasa bukanlah ritual yang hanya menekankan keterhubungan secara vertikal
dengan Tuhan tapi jauh dari itu ada pesan moral agar manusia dapat merasakan
apa yang dirasakan oleh sebagian manusia khusunya manusia yang berada dalam
kondisi kekurangan secara materil hal ini dapat kita lihat dari arti puasa itu sendiri dimana Puasa dalam
bahasa Arab disebut shiyam, atau shaum, artinya “menahan diri”. Ulama besar
Islam Zakariyah al-Anshari dalam Tuhfah al-Thullab mendefinisikan puasa dengan
“menahan diri dari sesuatu yang dapat membatalkan puasa dengan cara yang telah
ditentukan.” Tidak makan dan minun
adalah bagian yang maksud ditentukan tersebut.
Menahan
untuk tidak makan dan minum selama berpuasa tentunya kita akan merasakan rasa
lapar dan dahaga ini merupakan salah satu bentuk bagaimana Tuhan mengajarkan
dan menggugah kepada manusia bahwa kondisi seperti itu pada dasarnya banyak dilamai
oleh manusia yang lain selama ini.
Setelah
menggugah manusia dengan perasaan lapar dan dahaga dengan itu manusia
memperoleh kesadaran dan empati, dilanjutkan agar kita mengeluarkan zakat serta
banyak bersedeqah. Zakat Fitrah adalah aksi sosial secara massal yang
digerakkan oleh individu-individu yang telah melakukan proses penyadaran dan
empati tersebut. Zakat fitrah perspektif keimanan merupakan kewajiban sosial
yang berdampak akhirat dan ekspresi kepentingan akhirat yang berdimensi sosial.
Pada
dasarnya berpuasa pada bulan Ramdahan adalah sekolah untuk melahirkan individu muslim untuk mempunyai kepedulian
sosial. Kepedulian sosial dalam Islam menjadi bagian dari sebuah sistem yang
menjanjikan gerakan massif. Puasa tidak diragukan lagi mempunyai sakralitas
yang mampu menimbulkan perasaan khidmat untuk tetap saling berbagi dan tentunya
akan terbukti apakah kita adalah alumni terbaik Bulan Puasa sebagai Sekolah
Kepedulian dilihat pasca bulan suci
Ramadhan apakah kita masih berbagi atau tidak(*).
No comments:
Post a Comment