Thursday, April 26, 2012

 Asran Salam Secara fitrawi dan sejarah manusia ada sebuah dimensi dalam diri manusia yang tidak bisa dipungkiri yakni dimensi sosia...

Puasa Sebagai Sekolah Kepedulian

No comments:
 

 Asran Salam


Secara fitrawi dan sejarah manusia ada sebuah dimensi dalam diri manusia yang tidak bisa dipungkiri yakni dimensi sosial. Walau dalam kenyataan sosial terkadan pula manusia asosial dan kuran memiliki kepedulian namun keinginan dan kehendak untuk berbagi pada dasarnya sesuatu yang tidak pernah hilang dalam diri mansuia. Kepedulian pada  manusia terhadap sesama terkadanng berkurang karena hal ini tidak lepas dari sebuah desakan sosial pula.
Agama diturunkan oleh Tuhan salah satu fungsinya adalah untuk menggugah kembali kepedulian itu. Islam sebagai salah satu agama yang turunkan oleh Tuhan kepada manusia  sangat mengajurkan bagaiman kita sebaiknya peduli terhadap sesama. Salah satu momentum besar dalam Islam untuk menggugah kepedulian penganutnya dengan adanya bulan suci Ramadhan dimana dalam bulan tersebut di anjurkan untuk berpuasa.
Ibadah Puasa bukanlah ritual yang hanya menekankan keterhubungan secara vertikal dengan Tuhan tapi jauh dari itu ada pesan moral agar manusia dapat merasakan apa yang dirasakan oleh sebagian manusia khusunya manusia yang berada dalam kondisi kekurangan secara materil hal ini dapat kita lihat dari  arti puasa itu sendiri dimana Puasa dalam bahasa Arab disebut shiyam, atau shaum, artinya “menahan diri”. Ulama besar Islam Zakariyah al-Anshari dalam Tuhfah al-Thullab mendefinisikan puasa dengan “menahan diri dari sesuatu yang dapat membatalkan puasa dengan cara yang telah ditentukan.”  Tidak makan dan minun adalah bagian yang maksud ditentukan tersebut.
Menahan untuk tidak makan dan minum selama berpuasa tentunya kita akan merasakan rasa lapar dan dahaga ini merupakan salah satu bentuk bagaimana Tuhan mengajarkan dan menggugah kepada manusia bahwa kondisi seperti itu pada dasarnya banyak dilamai oleh manusia yang lain selama ini.
Setelah menggugah manusia dengan perasaan lapar dan dahaga dengan itu manusia memperoleh kesadaran dan empati, dilanjutkan agar kita mengeluarkan zakat serta banyak bersedeqah. Zakat Fitrah adalah aksi sosial secara massal yang digerakkan oleh individu-individu yang telah melakukan proses penyadaran dan empati tersebut. Zakat fitrah perspektif keimanan merupakan kewajiban sosial yang berdampak akhirat dan ekspresi kepentingan akhirat yang berdimensi sosial.
Pada dasarnya berpuasa pada bulan Ramdahan adalah sekolah untuk melahirkan  individu muslim untuk mempunyai kepedulian sosial. Kepedulian sosial dalam Islam menjadi bagian dari sebuah sistem yang menjanjikan gerakan massif. Puasa tidak diragukan lagi mempunyai sakralitas yang mampu menimbulkan perasaan khidmat untuk tetap saling berbagi dan tentunya akan terbukti apakah kita adalah alumni terbaik Bulan Puasa sebagai Sekolah Kepedulian  dilihat pasca bulan suci Ramadhan apakah kita masih berbagi atau tidak(*). 

No comments:

Post a Comment