Oleh: Asran Salam
Luka itu semakin menganga
Menghiasi wajah-wajah yang kecewa
Kata yang terucap dari bibir berdasi
Tak kunjung nyata hingga
Menyisahkan luka
Memutuskan harapan
Jeritan luka meraung menggemah
Mengisi ruang-ruang
nurani yang kosong
Kosong oleh kemewahan
Kosong oleh gemerlap kekuasaan
Jeritan tak tersentuh
Terabaikan oleh keindahan puncak kekuasaan
Kata yang pernah terucap
Tak sedikitpun menoleh melihat jeritan
Sungguh malang
nasibmu
Kini engkau tak penting lagi
Seperti sediakala
Seperti pada moment pesta meraih kekuasaan
No comments:
Post a Comment